May 7, 2012
Rahasia Perawatan Trofi FA
Piala FA yang baru saja dimenangkan Chelsea (05/05/2012), sebenarnya tidak selalu kinclong atau mengkilap seperti itu. Pada dasarnya, sama juga dengan sepatu kulit yang ada di rumah --- yang jarang disemir kalau tidak dipakai, pun demikian dengan trofi ini. Pada saat hendak diperebutkan, barulah digosok-gosok, yang gompal ditambal, dan yang disepuh lagi biar cling.
Nah, urusan membuatnya kinclong adalah pekerjaan rutin Thomas Lyte – perusahaan yang paling jago di Inggris sana yang bisa menyulap trofi yang sudah butut bisa jadi kelihatan baru lagi. Begitu pula dengan Piala FA ini. Paling tidak mereka sudah merawat sebanyak 18 kali. Thomas Lyte adalah langganan FA. Dan bicara ahlinya, tiada lain adalah Kevin Williams yang sudah bekerja di sana selama 40 tahun.
Trofi Piala FA yang sekarang dipakai sebenarnya merupakan replica. Yang asli sudah dilelang dan disimpan di Museum Sepak Bola Inggris. Toh, biar pun replika tentu bukan berarti mereka bisa bikin yang baru lagi kalau piala itu mengalami kerusakan. Piala itu tetap harus diperbaiki dan dibuat mengkilap seperti biasanya.
Piala FA ini pun berkali-kali mengalami kecelakaan. Tahun lalu, saat Porstmouth menjadi juara, piala ini pernah jatuh saat dipamerikan di depan siswa sekolah menengah pertama di sana. Akibatnya, bagian tutupnya gompal. Tahun lalu, malah, saat dipamerkan di Afghanistan piala ini pun pernah terjatuh di padang pasir. Akibatnya, sama saja gompal di mana-mana.
Tapi serahkan pada Thomas Lyte, semuanya pun beres. Kevin Williams menyebut bagian tutup yang paling banyak mengalami kerusakan. “Paling banyak rusaknya.” Bagi dia itu bukan masalah, cukup diketok-ketok lagi, disolder lagi pada bagian-bagian yang gompal itu, lalu disepuh dengan lapisan perak. Warnanya pun cakep lagi. “Seperti membuatnya baru lagi,” katanya.
Lalu berapa ongkosnya? Sama seperti tukang sol sepatu, dia menjawab tergantung seberapa besar kerusakannya. “Kalau parah banget, yang mahal,” katanya.
Satu catatan yang dia ingat adalah kerusakan yang amat sangat, memerlukan biaya reparasi yang mencapai 3 ribu poundsterling atau sekitar Rp 45 juta. “Tapi kalau perawatan biasa saja sih, paling juga Rp 4 juta hingga Rp 5 juta saja kok,” kata dia. Dengan biaya seperti itu, biasanya yang dilakukan adalah perawatan rutin.
INFOMANIER.blogspot.com
sumber